Selasa, 05 Maret 2013

Juli 2012 : Pulau Penyengat

Sudah sampai di Pulau Batam ? jika masih ada waktu coba sempatkan diri ke Pulau Penyengat, yaitu sebuah pulau kecil  di kawasan Tanjung Pinang Propinsi Kepulauan Riau. Perjalanan dari Pulau Batam menuju Tanjung Pinang dapat ditempuh dengan speed boat melalui Pelabuhan Telaga Punggur Batam dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan.





Selanjutnya dari Tanjung Pinang menuju Pulau Penyengat dapat ditempuh dengan Perahu boat (boat Pompong) dapat ditempuh sekitar 15 menit.



Alhamdulillah sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan 1433 H bisa menginjakkan kaki di bumi Pulau Penyengat, dimana di Pulau Penyengat ini terdapat sebuah masjid yang bersejarah yang dibangun pada masa Sultan Riau. Konon Masjid yang dicat warna kuning tersebut konon dibuat tidak menggunakan semen namun dengan putih telur sehingga masjid tersebut sangat menarik untuk dikunjungi.


Kebetulan pada saat kami datang di Pulau Penyengat sudah waktunya sholat dhuhur, sehingga kami sempat merasakan nikmatnya sholat di Masjid yang bersejarah ini, kekhusu'an sholat alhamdulillah kami dapatkan pada saat sholat dhuhur tersebut.

Mata Kamera tidak mendapatkan angel yang bagus untuk mengabadikan keindahan dan keunikan masjid tersebut, karena di depan masjid sudah dipasang tenda untuk jamaah sholat di bulan Ramadhan. Beberapa bidikan Mata Kamera untuk sekedar dokumentasi sbb :







Setelah melaksanakan sholat dhuhur dan puas menikmati keindahan masjid kami menyewa becak motor untuk  mengelilingi Pulau Penyengat. Becak Motor  adalah satu-satunya kendaraan umum yang beroperasi di Pulau Penyengat yang siap mengantar para pengunjung  berkeliling mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Pulau Penyengat. 

 Satu jam berkeliling dengan menggunakan becak motor tersebut, kami dapat melihat dengan dekat suasana perkampunngan yang asri dan bebas polusi (kecuali polusi yang keluar dari asap becak motor), cuaca yang seharusnya panas (karena berdekatan dengan pantai) tidak terasa panas karena masih banyak pohon yang rindang di perkampungan tersebut.

Satu obyek yang pertama kami kunjungi adalah komplek pemakaman Raja Hamidah (Engku Putri)

Permaisuri Sultan Mahmud Shah III. Di dalam komplek tersebut juga terdapat makam Pahlawan Nasional Bidang Bahasa Indonesia yaitu Pujangga Ali Haji.

Tidak jauh dari komplek makam tersebut, terdapat komplek makam Raja-Raja Kasultanan Riau yaitu Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Ja'far (memerintah tahun 1805-1832) dan Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali Marhum Kantor (memerintah 1844 - 1855).

Setelah mengunjungi beberapa makam para Raja, perjalanan dilanjutkan menuju sebuah bangunan besar terbuat dari kayu (entah apa nama bangunan itu) tapi sepertinya sebuah gedung serbaguna untuk dipergunakan bila ada pertemuan seperti pesta perkawinan dsb. Di dalam gedung tersebut merupakan ruang terbuka dengan dekorasi khas tradisional.





Dibawah bangunan tersebut juga terdapat sumur yang airnya tawar dan jernih, padahal letak sumur tersebut hanya beberapa meter dari bibir pantai. Menurut penjaga bangunan tersebut sumur tersebut sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Tentang kuliner, karena Pulau Penyengat merupakan Pulau Kecil maka hanya terdapat beberapa warung makan saja yang menyediakan menu masakan ala pantai dengan menyajikan ikan bakar, cumi2, kerang dan tentunya dilengkapi dengan minuman air kelapa muda.... selamat mengunjungi Pulau Penyengat dan menikmati masakan khas pulau penyengat..

Foto & Narasi by Nuryahya Tingkir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar