Minggu, 23 Juni 2013

Berburu Mahluk Kecil






Mahluk-mahluk bertubuh kecil seperti serangga sering tidak menarik perhatian, mungkin karena memang bentuk dan wajahnya kurang menarik atau seperti kurang kerjaan apabila harus memperhatikan mahluk-mahluk kecil. Bagi masyarakat pada umumnya mungkin kedua alasan itu benar, tapi bagi pemerhati dan pecinta lingkungan hidup apalagi yang menyukai fotografi sangat tertarik dengan keindahan, tingkah laku, keunikan, keragaman dari mahluk-mahluk kecil tersebut, bahkan para fotografer professional yang menekuni kehidupan mahluk-mahluk kecil tersebut rela menguras rekening sekedar untuk bisa mengamati secara detail mahluk-mahluk kecil tersebut bahkan untuk mendapatkan foto-foto mahluk-mahluk kecil tersebut mereka rela “blusukan” ke tempat-tempat yang tidak biasa dijamah manusia, mereka rela sejajar dengan tanah untuk sekedar bisa mendapatkan spot yang menarik.

Mata Kamera juga mencoba ingin berburu mahluk-mahluk kecil, ingin merasakan sensasi nikmatnya mendapatkan buruan mahluk-mahluk kecil. Senjata yang dipergunakan sangat sederhana hanya lensa makro manual 28 mm f.2.8 dan lensa-lensa tele seadanya. Obyek yang menjadi sasaran Mata Kamera hanya mahluk yang mudah ditemui disekitar kita. Karena peralatan yang tersedia belum seperti yang diharapkan maka untuk memperjelas obyek dilakukan proses cropping seperlunya.

Untuk memotret mahluk-mahluk kecil yang umumnya bergerak liar, perlu kesabaran dan kecermatan, apalagi kalau lensa yang dipergunakan adalah lensa manual. Meskipun liar namun bila didekati dengan pelan-pelan tanpa mengganggu ketenangan hidupnya maka mahluk kecil itu bisa kita dekati dengan jarak yang sangat dekat, kita harus memahami bagaimana pola perilaku mereka misanya seperti capung meskipun terbang kesana kemari tapi dia akan kembali ke ranting yang dihinggapi sebelumnya, maka kita dapat menunggu moment yang tepat saat dia hinggap di ranting yang kita incar (tapi kalau nggak datang lagi kata capung : mohon maaf lahir batin). Menentukan komposisi yang tepat juga harus menjadi perhatian agar mendapatkan foto yang bagus. Perhatikan juga background, agar obyek yang yang menjadi sasaran tembak tetap menjadi dominan, ini yang sering sulit dilakukan sehingga fotografer harus mau berbaring sejajar dengan tanah untuk mendapat ruang tembak yang tepat. 

Dari berbagai percobaan memotret mahluk-mahluk kecil, memang bisa mendatangkan sensasi yang luar biasa, pada saat mengamati secara detail mahluk-mahluk kecil tersebut melalui lubang lensa sungguh terasa kebesaran Allah subahanahu wata'ala yang menciptakan semua mahluk-mahluk kecil itu, banyak hikmah yang bisa dipetik dari memotret mahluk-mahluk kecil dan sepertinya tidak rugi membeli lensa makro yang bisa memotret mahluk-mahluk yang lebih kecil bila hal itu dapat meningkatkan pengakuan kita pada kebesaran sang pencipta mahluk-mahluk kecil tersebut.

 














Itulah pengalaman yang dapat Mata Kamera sharing dari percobaan memburu mahluk-mahluk kecil dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membaca dan akan berterimakasih lagi kalau ada pembaca yang bisa mengajari Mata Kamera untuk bisa menghasilkan foto makro yang lebih baik lagi....

Narasi & foto oleh Nuryahya Tingkir


Senin, 03 Juni 2013

Berburu Satwa



Sering saya terkagum ketiga melihat foto-foto tentang dunia fauna terutama foto tentang hewan liar yang lingkungan hidupnya di hutan belantara dan sulit ditemui. Saya berpikir berapa hari atau berapa bulan fotografernya bertahan menunggu mangsa bidikan pada moment yang paling bagus.

Pada awal Juni ini Mata Kamera mencoba membidik mangsa hewan-hewan liar di “hutan lindung” Berbagai binatang liar yang dilindungi banyak ditemukan di “hutan lindung” tersebut, seperti harimau, beruang, gajah, unta, buaya, rusa, zebra, orang hutan dan berbagai jenis burung. Karena mangsa yang akan dibidik mata kamera ini binatang buas dan berbagai jenis burung maka senjata yang dipersiapkan untuk perburuan tersebut adalah senjata laras panjang  Nikon 70 – 300 mm dan tidak lupa Nikon Kogaku 135 mm.

Petualangan dimulai, buruan pertama yang menarik adalah sekumpulan rusa, Mata Kamera tertarik untuk membidik tepat di kepala yang saat ini tersinari oleh sinar matahari pagi sehingga terlihat bulu-bulu halus yang tumbuh ditanduk rusa. Untuk membidik kepala rusa ini dipergunakan senjata Kogaku, agak kesulitan dalam memfokus karena rusa jantan ini selalu bergerak sehingga perlu ketepatan dalam memutar gelang lensa untuk menentukan fokus yang tepat disaat rusa tersebut berhenti sejenak … door akhirnya dapat juga…  Selanjutnya Mata Kamera juga membidik rusa betina yang berdiri ketakutan di belakang pohon … door kena lu …

Perjalanan dilanjutkan, kali ini langsung ketemu si Raja Hutan yang sedang santai bersama pasangannya. Untuk membidik si Raja hutan ini dipersiapkan senjata laras 70-300 cm agar bisa menjangkau dengan tepat kepala si Raja hutan. Cukup lama menunggu moment terbaik dari si Raja hutan ini, akhirnya dengan penuh kesabaran dapat juga pose-pose menarik yang diperlihatkan si raja hutan ini.



Tidak jauh dari kediaman si Raja Hutan, ternyata ada hewan besar yang terkenal kaya yaitu Beruang, kebetulan senjata yang terpasang adalah laras Kogaku sehingga tanpa menyia-nyiakan kesempatan Mata Kamera membidik beruang tersebut pada saat berjalan mendekati Mata Kamera, untung saja Mata Kamera lebih sigap dan cepat sehingga Beruang tersebut bisa terbidik dengan tepat.

Petualangan dilanjutkan ke sarang buaya, banyak buaya yang sedang berjemur di daratan dan ada juga yang masih berendam di air…semua tutup mulut dan nggak ada yang menguap apalagi bercakap-cakap. Mata Kamera sudah melotot siap membidik kalau kalau ada buaya yang menguap, tapi dibutuhkan kesabaran yang tinggi untuk bisa membidik tenggorokan buaya.. kesabaran habis akhirnya hanya bisa membidik kepala buaya yang sedang berendam.

Dari sarang buaya Mata Kamera kembali berpetualang mencari mangsa, sasaran berikutnya adalah burung. Dunia Perburungan memang sangat menarik karena disamping bentuk dan warnanya yang bermacam-macam dan indah juga tingkah lakunya kadang sangat menarik. Pada kesempatan berburung ini dipergunakan senjata Kogaku 135 dan 70-300mm berganti ganti penggunaannya. Ada beberapa yang perlu diperhatikan pada saat memotret burung  antara lain : usahakan fokus kena di mata, jeli mengamati saat kapan kepala burung berhenti bergerak, pergunakan speed tinggi, perhatikan background (jangan sampai lebih dominan sehingga bisa mengaburkan keindahan burung),  dapatkan moment menarik dari tingkah laku burung dan untuk motret burung tidak harus memotret keseluruhan dari fisik burung, potret hal-hal unik dan menarik seperti kepalanya atau cakarnya.









Puas membidik tingkah burung, Mata Kamera kembali menemukan sasaran baru yaitu  sekumpulan rusa, Mata Kamera mencoba membidik close up dari wajah-wajah rusa yang nampaknya seneng juga difoto.


Petualangan di hutan itu juga sempat  memotret foto model ganteng dengan dada berbulu bahkan bukan hanya dadanya saja yag berbulu termasuk seluruh badan tangan dan kaki, inilah aksi foto model ganteng tersebut.

Akhirnya petualangan diakhiri dengan karena "kuda" yang kulitnya belang-belang lari masuk ke kegelapan takut kena bidik Mata Kamera...


Bener bener petualangan yang cukup seru bila bisa mendapatkan pose-pose menarik dari teman-teman kita yang hidupnya di hutan..

Narasi & Foto oleh Nuryahya Tingkir