Senin, 29 April 2013

Situ Patengan



Situ Patengan

Setelah puas membidik keindahan kawah putih, Mata Kamera melanjutkan perjalanan ke Situ Petangan yaitu danau yang terletak sekitar 5 km dari kawasan wisata kawah putih. Kondisi jalan raya berkelok-kelok tapi sangat mulus dengan pemandangan alam yang menawan antara lain kebun teh Walini di kawasan Rancabali.

Perjalanan Mata Kamera terhenti karena pesona kebun teh yang hijau dengan pola garis (line patern) yang sangat menarik. Mata Kamera hanya membidik pemandangan alam itu dari pinggir jalan besar karena dan tempat tersebut pemandangan sangat menarik, warna hijau yang menghampar di depan mata cukup menyejukkan pandangan apalagi bila bisa menikmati pola garis yang teratur... wow Subhanallah..



Sampai di kawasan Situ Patengan, tempat parkir yang cukup luas sudah penuh dengan kendaraan pribadi dan bus pariwisata, alhamdulillah pertanda bahwa keindahan alam masih menjadi primadona pariwisata. Menyukai keindahan alam semoga membangkitkan kecintaan terhadap alam, mencintai alam pasti akan menimbulkan hasrat untuk memelihara dan menjaga kelestarian alam, memelihara dan menjaga kelestarian alam idealnya  tidak mau berbuat yang merusak alam.



Situ Patengan memang indah dan terlihat cukup terpelihara dengan  baik, hal ini terlihat lingkungan yang bersih di daratan maupun di air, berharap lagi semoga pengunjung tidak hanya menikmati tapi juga mau menjaga kebersihan kawasan Situ Patengan ini.


Pengelola wisata Situ Patengan juga memfasilitasi pengunjung untuk bisa melakukan olah raga dengan bersepeda air dengan tarif Rp. 30.000,- per jam. Pengunjung bisa juga naik perahu untuk sekedar berkeliling di Situ Patengan atau menuju pulau Asmara/ pulau Sasaka.

Bagi yang menginginkan cinderamata atau makanan sebagai oleh-oleh, juga disediakan oleh para pedagang di kios-kios yang berjejer di pinggir jalan sekitar Situ Patengan.



Begitulah sekelumit cerita dan hasil bidikan Mata Kamera sepanjang perjalanan di kawasan Bandung Selatan. Sebenarnya masih banyak obyek yang terlewatkan (belum sempat dikunjungi ) seperti Ranca Upas dll...  

Narasi & Foto oleh Nuryahya Tingkir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar