Perjalanan ke Curug Malela dimulai sekitar pukul 04.15 WIB dengan menggunakan Pajero Dakar, sengaja berangkat dini hari untuk menghindari keramaian pasar tradisional yang biasanya menutup jalan raya. Memang perjalanan tidak bisa ditempuh dengan kecepatan tinggi karena jalan sempit dan ramai serta menemui beberapa pasar tradisional yang sudah mulai ramai. Perjalanan menuju ke Curug malela juga harus melewati jalanan offroad yang perlu mobil andal dan driver yang berpengalaman.Selama perjalanan juga akan ditemui pemandangan alam seperti danau dan kebun teh Montaya.
Setelah turun dari mobil, masih ada beberapa ratus langkah lagi untuk sampai ke Curug Malela, curug yang sering mendapatkan julukan Niagara Mini . Jalanan setapak dari tempat parkir menuju Curug Malela sudah dibuat tangga berundak dari beton namun kondisinya sudah mulai rusak karena terkikis air hujan, terlihat juga ada pembuatan jalur baru untuk jalur motocross.
Satu demi satu tangga dilalui akhirnya sampai di suatu tempat yang sudah terlihat Curug Malela yang terlihat putih kecoklatan karena masih musim hujan. Panorama dari tempat tersebut cukup bagus karena terlihat pemandangan alam dengan tanaman yang hijau subur dan curug Malela yang terihat di kejauhan.
Perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga yang semakin curam, namun rupanya tangga tidak sampai ke curug, selanjutnya melalui jalan tanah yang menurun, licin dan lengket sehingga harus hati-hati dalam melangkah. Pada perjalanan di jalur tanah ini sayaup-sayup sudah terdengar suara gemuruh air terjun, kemudian seiring kaki melangkah suara gemuruh air terjun semakin jelas dan akhirnya sampai ke lokasi yang dituju yaitu CURUG MALELA.
Saat itu debit air sungai cukup besar dan berwarna kecoklatan karena beberapa hari di lokasi tersebut dan Bandung pada umumnya masih sering turun hujan. Namun kondisi tersebut tidak mengurangi keindahan curug Malela. hanya bisa dibayangkan betapa indahnya andaikan airnya jernih sehingga air yang turun pada curug tersebut berwarna putih dengan background awan biru dan berpadu dengan tanaman sekitar curug yang subur dan berwarna hijau.... subhanallah... Allah swt memang suka keindahan.
Tidak menyianyiakan waktu, piranti fotografi segera dipersiapkan untuk membidik keindahan curug Malela, Nikon D7000 dengan lensa wide 10-24 mm segera beraksi. beberapa frame sempat diambil, namun sayangnya untuk lensa wide tersebut belum tersedia filter ND yang bisa membantu untuk bisa memotret milky water.
Selanjutnya coba ganti lensa 18-105mm dan dipasang filter ND8 untuk menurunkan speed agar dapat merekam gerakan air terjun terlihat lembut, namun karena cuaca yang terlalu terik sehingga belum dapat mencapai speed yang diharapkan untuk membuat efek milky water.
Pada saat berkemas mau meninggalkan curug, terlihat ada penghuni sungai yang terlihat jelas diatas sebuah batu besar, maka dengan cepat kami pasang lensa tele 70-300 mm untuk menangkap penghuni sungai tersebut yaitu seekor biawak yang ukurannya cukup besar.
Seusai memotret biawak segera kami berkemas untuk meninggalkan lokasi. Perjalanan menuju ke tempat parkir mobil bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan karena harus melalui jalan menanjak yang melelahkan, jalanan yang baru diperbaiki sehingga tanah masih lengket di alas kaki menambah berat kaki melangkah ditambah lagi dengan beban berat peralatan fotografi. Pada saat perjalanan pulang masih sempat terlihat satu curug lagi yaitu curug Manglid yang hanya bisa kami potret dari kejauhan.
Meskipun tertatih-tatih perjalanan yang melelahkan tersebut berhasil kami lalui dan akhirnya sampai ke tempat parkir. Sampai ditempat parkir rupanya masih ada satu pekerjaan lagi yang perlu segera diatasi yaitu ganti ban karena terlihat ban belakang terlihat kempes, pekerjaan ganti ban tidak masalah dan setelah selesai segera kami berangkat bersiap menyusuri jalanan offroad yang tadi dilalui... goodbye Curug Malela...
Special thanks for : mas Purwadi Siswana, mas Susilo, mas Ahmad Muttaqin dan mas Fajar....
Foto & Narasi oleh Nuryahya TIngkir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar