Saat berlibur di kampung
kelahiran, saatnya Mata Kamera dipuaskan dengan keindahan alam. Bentangan
sawah dengan latar belakang Gunung Merbabu, Sendang Senjoyo dengan mata airnya
yang jernih, Lapangan pacuan kuda yang setiap pagi menjadi tempat melatih kuda-kuda
balap, Rawa Pening, Pasar tradisional dan masih banyak lagi lokasi yang bisa menjadi obyek fotografi
Bentangan Sawah:
Tidak akan bosan rasanya Mata Kamera membidik bentangan sawah dengan latar
belakang Gunung Merbabu. Pada saat pagi hari sambil memadukan
hobi bersepeda dengan fotografi banyak spot fotografi yang diperoleh, sekaligus bisa menikmati segarnya udara
pagi yang bersih dan menikmati keindahan bentangan sawah dan pemandangan gunung
yang disinari matahari pagi .... ooow benar-benar bisa kita rasakan betapa indah ciptaan Allah SWT dan semua itu
merupakan anugerah yang diberikan Allah
subhanahu wata’ala kepada hambanya… dan pantaslah kalau Allah SWT berfirman “
fabiayyialaa irobbikuma tukadzdzibaan”
dan wajiblah kita bersyukur atas anugerah tersebut.
Pagi hari saat langit cerah,
Gunung Merbabu sangat jelas terlihat dari kampungku maka sangat sayang apabila
waktu pagi hari dilewatkan hanya berselimut di kamar tidur. Memang sangat
nikmat bila pagi hari bermalasan di tempat tidur karena didukung udara pagi
hari yang dingin, tapi Mata Kamera tidak memilih tidur pada pagi hari, rasanya lebih puas
bila pagi hari berkeliling kampung dengan sepeda sambil membidik pemandangan
pagi hari yang indah…
Sendang Senjoyo.
Sendang Senjoyo adalah sumber
mata air yang letaknya sekitar 2 km dari rumah (sekitar 7 km dari kota Salatiga). Tempat
ini menjadi tempat favorit yang hampir pasti
saya kunjungi bila ke Salatiga, udara masih segar dan airnya sangat
jernih. Disini Mata Kamera bisa membidik landscape, berlatih slowspeed,
membidik portrait, maupun membidik obyek makro.
Tempat ini sebenarnya cukup indah,
namun kurang terawat karena memang tidak dikomersialkan. Pengunjung cukup rame
terutama pada hari-hari libur, puncak keramaian biasanya pada saat menjelang
bulan Ramadhan karena ada tradisi “padusan” dan tanggal 20 Ramadhan yang sering
disebut dengan “Selikuran”. Keramaian terjadi mulai siang hari sampai malam
hari.
Sendang Senjoyo ini memiliki
beberapa mata air, ada mata air yang dipergunakan untuk mensuplai kebutuhan air
warga Salatiga dan pabrik di kota
Salatiga, ada mata air yang dipergunakan untuk kolam renang dan ada mata air
yang dipergunakan oleh warga untuk cuci pakaian, tikar maupun karpet. Air yang
melimpah mengalir ke beberapa sungai yang bermanfaat untuk mangairi sawah
maupun untuk keperluan warga. Subhanallah… lagi-lagi wajib kita memuji Allah
SWT… subahanallah wal hamdulillah..
Pacuan Kuda.
Lapangan Pacuan Kuda letaknya
hanya sekitar 2 km dari Sendang Senjoyo. Pada saat pagi hari kita bisa
menyaksikan kuda-kuda balap yang gagah dilatih oleh para Joki. Ini menjadi
obyek foto yang cukup menarik apalagi didukung dengan latar belakang Gunung
Merbabu yang sangat jelas terlihat dari tempat ini. Di tempat ini Mata Kamera bisa berlatih foto
landscape, freezing dan potrait. Meskipun pada sore hari tidak ada kuda yang berlatih, namun bisa juga
menjadi obyek foto karena pemandangan cukup bagus terutama pada saat matahari
menjelang terbenam.
Hasil bidikan Mata Kamera dengan obyek seperti aktivitas panen padi, aktivitas di pasar tradisional, Bangunan, Rawa Pening dan sebagainya akan disajikan pada tulisan berikutnya.